Minggu, 03 Juni 2012

Fotografi dengan Kamera Pocket Versi Darwis Triadi

Dahulu tidak banyak orang mengabadikan perjalanannya  dengan kamera, lantaran harga kamera cukup mahal. Seiring perkembangan waktu, harga kamera sekarang sangat terjangkau, terutama kamera digital dalam bentuk pocket. Tak heran, siapapun bisa menenteng kamera pocket atau kamera saku di tempat liburan. Maklum, cara penggunaannya tidak terlalu sulit.


Darwis Triadi

Cukup dengan menekan tombol, gambar yang diinginkan sudah bisa dibidik. Nah, dengan kemudahan itu membuat kamera saku sering menjadi salah satu “amunisi” bagi orang-orang yang ingin berwisata ke tempat tertentu. Tujuan mereka, apalagi kalau bukan untuk membidik keindahan alam setempat.
Mengenai hasil bidikan, kamera saku bisa menghasilkan gambar bagus, asal mengetahui cara penggunaanya. “Dengan kamera pocket kita tidak beban untuk memotret, karena kita bisa lihat langsung light view-nya. Persoalannya,  kadang kita tidak mengetahui menggunakan kamera pocket,” ujar fotografer ternama Darwis Triadi kepada TNOL di Kementrian Budaya dan Pariwisata (Kemenbudpar), Kamis (9/6).

Mengenai penggunaan kamera pocket untuk mengabadikan tempat-tempat wisata, Darwis Triadi memberikan teknik memakai kamera pocket agar dapat menghasilkan gambar yang bagus.
Berikut, saran-saran dari Darwis:

1. Penggunaan flash. Saat berwisata ke suatu tempat, terkadang kita masih berkeliling di malam hari. Kita pun sering menggunakan kesempatan itu untuk berfoto-foto. Agar dapat menghasilkan gambar bagus di malam hari, Darwis menyarankan penggunaan flash tak terlalu jauh dari objek lantaran flash pocket tidak begitu kuat. Sebaiknya, jarak objek dengan flash sekitar 1-2 meter.


Kamera Pocket

2. Pemakaian ASA. Dalam kamera pocket, ada ASA. Variabelnya dari 100 sampai tertinggi. Darwis menyarankan, jangan menggunakan Auto ASA karena kurang bagus. Sebaiknya, penggunaan ASA dibagi dua. Kalau suasana terang gunakan ASA 100 atau masukkan ke Auto saja. Jika kondisi sore gunakan ASA tinggi, bisa ASA 400 atau 800 biar saat mengambil gambar tidak goyang. Kecuali memaka tripod, bila memakai tripod menggunakan ASA 100 tidak masalah. Tapi, saat kamera kita pegang tangan, diperlukan men-capture gambar dengan ketepatan yang stabil sehingga ASA tinggi memegang peranan penting.

3. Lihat momentum. Momentum, sangat memegang peranan penting pula saat mengambil gambar. Sayang, berhubung kita berwisata ke tempat tertentu terkadang kita tidak mengetahui kapan moment bagus datang. Mengutip pendapat dari temannya, Darwis menerangkan, yang bisa men-capture terbaik dari tempat itu adalah orang yang tinggal disana. Sebab, mereka memiliki waktu 24 jam sehingga mengetahui seluk-beluknya.


Kamera Pocket

Foto: Istimewa“Saya pergi ke Rinjani, belum tentu mendapat momentum bagus. Tapi, orang yang tinggal disana hampir dari hari ke hari melihat sesuatu yang bagus,” imbuh Darwis. Meski sebagai pendatang di kawasan wisata, namun jangan berkecil hati mengenai pengambilan gambar. Lantaran Darwis menyarankan agar mengambil foto pada pagi atau sore hari. “Kalau bicara landscape atau momen, entah menangkap suatu kultur di daerah tersebut. Pertama memotret bagus itu, biasanya pagi dan sore. Siang tidak bagus karena posisi kita tropis,” terang Darwis.

Mengambil foto paling bagus adalah pukul 06.30-08.00 WIB. Berikutnya 15.30-17.30 WIB. Bagi Darwis mengambil gambar landscape antara jam seperti itu, supaya mendapatkan dramatik cahaya. “Karena dramatik cahaya ada diposisi itu saja, dari ujung ketemu ujung. Sisanya tinggal lihat momentumnya saja.,” ucap Darwis. Menurut Darwis, beberapa tempat wisata di Indonesia seperti Bali, Sumbawa, Ternate, Manado, Papua, sangat menarik dibadikan dengan lensa kamera, terutama dari kamera pocket
Sumber 
http://rankga.wordpress.com/2011/06/22/fotografi-dengan-kamera-pocket-versi-darwis-triadi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar