Cukup dengan menekan tombol, gambar yang
diinginkan sudah bisa dibidik. Nah, dengan kemudahan itu membuat kamera
saku sering menjadi salah satu “amunisi” bagi orang-orang yang ingin
berwisata ke tempat tertentu. Tujuan mereka, apalagi kalau bukan untuk
membidik keindahan alam setempat.
Mengenai hasil bidikan, kamera saku bisa menghasilkan gambar bagus, asal mengetahui cara penggunaanya. “Dengan kamera pocket kita tidak beban untuk memotret, karena kita bisa lihat langsung light view-nya. Persoalannya, kadang kita tidak mengetahui menggunakan kamera pocket,” ujar fotografer ternama Darwis Triadi kepada TNOL di Kementrian Budaya dan Pariwisata (Kemenbudpar), Kamis (9/6).
Mengenai penggunaan kamera pocket untuk mengabadikan tempat-tempat wisata, Darwis Triadi memberikan teknik memakai kamera pocket agar dapat menghasilkan gambar yang bagus.
Berikut, saran-saran dari Darwis:
1. Penggunaan flash. Saat
berwisata ke suatu tempat, terkadang kita masih berkeliling di malam
hari. Kita pun sering menggunakan kesempatan itu untuk berfoto-foto.
Agar dapat menghasilkan gambar bagus di malam hari, Darwis menyarankan
penggunaan flash tak terlalu jauh dari objek lantaran flash pocket tidak begitu kuat. Sebaiknya, jarak objek dengan flash sekitar 1-2 meter.
2. Pemakaian ASA. Dalam kamera pocket,
ada ASA. Variabelnya dari 100 sampai tertinggi. Darwis menyarankan,
jangan menggunakan Auto ASA karena kurang bagus. Sebaiknya, penggunaan
ASA dibagi dua. Kalau suasana terang gunakan ASA 100 atau masukkan ke
Auto saja. Jika kondisi sore gunakan ASA tinggi, bisa ASA 400 atau 800
biar saat mengambil gambar tidak goyang. Kecuali memaka tripod, bila memakai tripod menggunakan ASA 100 tidak masalah. Tapi, saat kamera kita pegang tangan, diperlukan men-capture gambar dengan ketepatan yang stabil sehingga ASA tinggi memegang peranan penting.
3. Lihat momentum. Momentum,
sangat memegang peranan penting pula saat mengambil gambar. Sayang,
berhubung kita berwisata ke tempat tertentu terkadang kita tidak
mengetahui kapan moment bagus datang. Mengutip pendapat dari temannya,
Darwis menerangkan, yang bisa men-capture terbaik dari tempat
itu adalah orang yang tinggal disana. Sebab, mereka memiliki waktu 24
jam sehingga mengetahui seluk-beluknya.
Foto: Istimewa“Saya pergi ke Rinjani,
belum tentu mendapat momentum bagus. Tapi, orang yang tinggal disana
hampir dari hari ke hari melihat sesuatu yang bagus,” imbuh Darwis.
Meski sebagai pendatang di kawasan wisata, namun jangan berkecil hati
mengenai pengambilan gambar. Lantaran Darwis menyarankan agar mengambil
foto pada pagi atau sore hari. “Kalau bicara landscape atau
momen, entah menangkap suatu kultur di daerah tersebut. Pertama memotret
bagus itu, biasanya pagi dan sore. Siang tidak bagus karena posisi kita
tropis,” terang Darwis.
Mengambil foto paling bagus adalah pukul 06.30-08.00 WIB. Berikutnya 15.30-17.30 WIB. Bagi Darwis mengambil gambar landscape antara
jam seperti itu, supaya mendapatkan dramatik cahaya. “Karena dramatik
cahaya ada diposisi itu saja, dari ujung ketemu ujung. Sisanya tinggal
lihat momentumnya saja.,” ucap Darwis. Menurut Darwis, beberapa tempat
wisata di Indonesia seperti Bali, Sumbawa, Ternate, Manado, Papua,
sangat menarik dibadikan dengan lensa kamera, terutama dari kamera pocket.
Sumber
http://rankga.wordpress.com/2011/06/22/fotografi-dengan-kamera-pocket-versi-darwis-triadi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar